Thursday, March 4, 2010

Jalan Jalan Mangrove Wonorejo


Perjalanan saya dan rekan-rekan fotografi dan pencinta kuliner Surabaya kembali berlanjut, dengan di usung part kedua oleh rekan kuliner Inijie yang mana mengadakan acara Jalan-Jalan Mangrove.

Hari libur yang seharusnya digunakan untuk beristirahat kami gunakan sebaik mungkin untuk jalan-jalan bersama dan hunting foto.Tidak lupa dengan rekan blogger evelyn yang juga cukup akrab juga dengan saya di dunia per-bloggeran.


Dilaksanakan pada jumat tanggal 26 februari 2010 lalu, berkumpul di depan STIKOM Surabaya. Berawal dari STIKOM kumpul setengah 7 pagi kemudian langsung di lanjutkan ke Hutan Mangrove Wonorejo belakang STIKOM Surabaya. Nampak perbedaan suasana yang tidak tandus dan gersang seperti padang pasir, karena setahun yang lalu saya dan teman-teman STIKOM menanam pohon mangrove suasana saat mau masuk ke dermaga sangat gersang namun sekarang banyak tumbuh-tumbuhan.

Biaya naik kapal untuk menyebrangi sungai menuju lokasi Mangrove cukup merogoh kocek Rp.20.000 dan untuk anak-anak cukup Rp.10.000. Anda akan memperoleh pinjaman vest pelampung orange saat menaiki kapal untuk menyeberangi sungai.


Di hutan mangrove ini lebih cocok untuk memang melihat pemandangan dan hunting foto karena lighting di pagi hari cukup bagus, alhasil hasil huntingan foto saya pun tidak mengecewakan meskipun saya tidak menggunakan SLR berkelas tinggi namun hanya Kodak C713.



12 comments:

budiono said...

nglihat ekspresi simbak jilbab yang sedang ngintip viewfinder itu kayaknya mendapat pemandangan bagus banget..


lalu mbak2 nan manis yang sedang nyicipi jajan, hmmm... marai luwe!

vany said...

seru ya, mas...
ternyata lokasinya di blkg STIKOM ya...
pergi kesana ah... :D

Jiewa said...

Kameramu ga kalah ama DSLR Ric, sip .. momennya dapet.
Yg di Mangrovenya mana? :P

Elsa said...

lho...lha mana foto mangrove nya???

Unknown said...

eh eh ... iya foto magrovenya mana ? :p

Triunt said...

Kameranya keren banget.
Trunt pengen banget kamera bertele panjang kayak gitu.
jadi keliatan profesional banget.

ahmad rosidi aka eros said...

mangrove bisa ditanam
di daerah pegunungan gak ya xixixi

Ericova said...

@mas dion : hahaha mantab jaya :p

@vanny : yup2..silakan d coba :)

@jiewa : wkekeke makasih..iy neh mangrove g ada hahahaha

@elsa : iy g ada hahaha :p

@triunt : makasih :p

@eros : hahahaha tanam d rumah juga bisa ros le km isa nanam wkekek *not trustd :p

Anonymous said...

allow mua..kami jg renc mo bikin Wisata Mangrove..share ya..

Ericova said...

@anonymous : haloow juga yang anda butuhkan apa bro? :)

Anonymous said...

@Ericova : Saya Dinas di Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Pasuruan...sbg info di Kec. Nguling sdh ada Hutan Mangrove..saat ini kami dg LSM Satu Daun sdg merintis utk menjadikan Hutan Mangrove yg mmg sdh ada di Nguling (tempat tinggal P. Mukarim penerima Kalpataru utk pengembangan budidaya Mangrove)sbg salah satu DTW di Kab. Pas..km bth sgl info terkait dg keinginan tsb..Lahan kami sdh ada dan sdh jadi..tp utk di kemas spt di Sby, yg kudu sgr kami lakukan apa dulu ya..makasih

Ericova said...

@Anonim : halo malam..luar biasa untuk membuat wisata mangrove dengan mengenalkan pesona wisata alam :)

kalau menurut saya mas yang perlu dipersiapkan untuk penggunaan hutan mangrove sebagai tempat wisata diperlukan :

1. jalan akses yang mudah bagi calon wisatawan, mengingat kalau di mangrove wonorejo jalan menuju akses dulunya tanah gersang dan pasir, namun sekarang sudah di renovasi dengan tanaman hijau di sekitar jalan akses meskipun tidak menghilangkan ke khas an di daerah sini misalnya jalan di biarkan berbatu dan bertanah pasir seperti offroad begitu. sehingga untuk beberapa wisatawan merasakan sensasi offroad.

2. Lahan parkir yang cukup untuk menampung target maksimal di hari yang di rasa padat untuk wisata terutama hari libur atau minggu. jadi pengungjung yang akan datang tifak kecewa.

3. Pada terminal boat/kapal,terop atau tempat berteduh bagi calon pengunjung lebar dan banyak (perlu di sesaikan dengan kondisi lingkungan alam disana, semisal rumput jerami pada atap).jadi apabila overload pengunjung tidak kepanasan terasa terminal luas. terminal disini bisa dimaksud dermaga untuk akses menuju hutan mangrove (jika perlu sensasi melewati sungai mangrove)

4. Sediakan toilet

5. Pelrunya SAR setempat agar jika terjadi sesuatu yang tifak diinginkan dapat backup pertolongan dengan segera.

6. Pada beberapa point dalam lahan mangrove buatlah gazebo dimana pengunjung dapat bercengkrama bersama teman,sanak keluarga dan tempat beristirahat mengingat hutan mangrove yang panas.

7. Buat juga kolam pancing jika ada tambak,setidaknya wisata amngrove tidak membosankan dan menambah devisa pendapatan dari tempat wisata.

8. Buatlah manajemen yang baik dan harga bersahabat bagi rombongan wisata.

Sampai sekian,jika ada kekurangan silakan bertanya kembali, dengan senang hati saya membantu :)